Tutup

Layanan

Situs Lainnya

Pertiba Startup & Network

Catatan Demokrasi "PESTA USAI: MARI KEMBALI FOKUS KERJA"

Catatan Demokrasi

Suhardi

Rektor Universitas Pertiba

Uniper, 15/02/2024. Perhelatan pesta Demokrasi yang Panjang dan melelahkan usai sudah, setidaknya walaupun belum final dan baru versi exit pool maupun quick count tampak sedikit terlihat ‘hilal’ siapa pemenang Pilpres 2024. Release dari Lembaga survey nasional menunjukkan Pasangan Capres-Cawapres 02 jauh mengungguli pasangan capres-cawapres nomor 01 maupun 03. Hasil yang tidak jauh berbeda juga diperoleh untuk wilayah Bangka Belitung pun, di mana hasil release quick count dari Elekta Research Center, pusat kajian big data dan Informasi Universitas Pertiba, di mana pasangan 02 mengungguli perolehan suara sebesar 61,3%, disusul pasangan 01 sebesar 23,8% dan pasangan 03 sebesar 14,8%. Ekspresi kecewa ataupun senang, dalam expectasi maupun diluar expectasi itulah keinginan dan kehendak rakyat yang telah menentukan hak pilihnya di bilik TPS. Semua pihak harus saling menghargai, menghormati, mengawasi dan tetap menunggu hasil rakpitulasi akhir dari KPU.

 

Terlepas dari dinamika adanya dugaan kecurangan, intimidasi dan keberpihakan namun setidaknya rakyat Indonesia mampu menunjukkan keadaban tinggi kepada dunia dalam bernegara dan berdemokrasi. Tinggal jika ada para Kontestan yang merasa dirugikan atau dicurangi dalam proses demokratisasi ini, sangatlah bijak untuk menempuh jalur hukum yang konstitusional. Dan aparatur penyelenggara dan penegak hukum pun tidak boleh abai dalam memutuskan perkara sengketa secara tuntas, adil dan bermartabat jika memang dalam pembuktiannya terdapat dugaan kecurangan dan pelanggaran. 

 

Perlu kita catat bahwa biaya demokrasi sebagai jalan yang kita pilih tidaklah murah. Setidaknya tercatat bahwa Kementerian Keuangan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 71,3 triliun dalam rangka pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, kalau kita bandingkan dengan APBD Provinsi Bangka Belitung dengan asumsi APBD Babel 2024 sebesar Rp3 Triliun, maka angka Rp71 Triliun ini sama dengan 23,67 tahun APBD Babel, artinya uang tersebut bisa membiayai APDB babel selama 23 tahun. Anggaran sebesar Rp71,1 Triliun tersebut, telah dialokasikan sejak 20 bulan sebelum pelaksanaan pemilu di mulai, yaitu sejak tahun 2022 sampai 2024. Adapun rincian alokasi per tahunnya, yaitu Rp3,1 triliun pada 2022, Rp30,0 triliun pada 2023, dan Rp38,2 triliun pada 2024. Keseluruhan anggaran ini dialokasikan untuk menetapkan jumlah kursi, pengawasan penyelenggara Pemilu, pemutakhiran data pemilih, penyusunan dapil, pengelolaan dan pengadaan laporan, serta dokumentasi logistik. Anggaran tersebut utamanya dialokasikan pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).

 

Saat ini, sebagai bangsa kita tidak boleh larut dalam euphoria yang berlebihan, yang menang jangan jemawa dan petantang-petenteng, yang kalah juga terima dengan lapang dada dan penuh dengan kesabaran, semua pihak harus menahan diri untuk merayakan pesta kemenangan. Hari ini didepan mata kita, harga beras merangkak naik, nilai tukar rupiah terhadap dolar sangat nyaman berada diatas angka Rp 15.500-an, belum persoalan penegakan hukum, inflasi, pengangguran, ketimpangan, kemiskinan, Pendidikan, Kesehatan, kerusakan lingkungan dan persoalan lainnya yang mendera bangsa ini. 

 

Kepada presiden dan Kabinet Jokowi dan Kiai Ma’ruf, saatnya untuk Kembali mengkonsolidasikan kekuatannya yang sempat ambyar imbas dari dukung mendukung dalam pemilu 2024 ini, dengan waktu tersisa, siapkan landasan kepada presiden selanjutnya agar dapat tinggal landas dengan baik dan mulus serta selamat sampai tujuan, apalagi pak Jokowi hampir pasti dapat memastikan bahwa legacy IKN dan hilirisasi akan tetap berlanjut walaupun tidak menjabat Presiden lagi.

 

Kepada Presiden baru, ingat bahwa Allah, SWT Tuhan yang Maha Segalanya telah menakdirkan Saudara untuk menjadi pemimpin Indonesia lima tahun mendatang, ikutilah risalah kepemimpinan Saudara dengan menjadi pemimpin untuk semua suku, ras, agara, golongan kelompok maupun grup. Selamat dunia saja tidak menjadi indikator selamat di kehidupan selanjutnya. Jadilah pemimpin yang siddiq, amanah, tabligh, fathonah. 

 

Siddiq adalah sikap jujur, Kejujuran ini mesti tertanam dalam diri presiden. Presiden yang jujur tidak akan membohongi rakyat dan jauh dari pencitraan. Ia akan jujur kepada dirinya sendiri maupun kepada rakyat, presiden yang jujur paham bahwa kejujuran akan membawa kebaikan dalam segala hal.

Amanah, artinya mampu menjalankan sekaligus menjaga kepercayaan yang diembankan di pundak secara professional. Sifat amanah ini juga yang seharusnya dimiliki seorang presiden. Presiden yang amanah akan menyadari bahwa ia mengemban amanah untuk melayani kepentingan rakyat, bukan menjadi pelayan kepentingan pribadi, kepentingan kelompok, kepentingan partai, kepentingan pemilik modal, atau bahkan kepentingan asing. Ketidakjujuran, ingkar janji, dan kegagalan mengemban amanah adalah ciri orang munafik.

Tabligh, seorang Presiden harus memiliki sifat tabligh ini. Selain berani menyuarakan kebenaran dan berani dinilai secara kritis oleh rakyat, Presiden yang tabligh juga tidak bisa dibeli dengan kekuatan apa pun. Ia tegas dalam pendirian dan tegar dalam prinsip membela kebenaran.

Fathonah, Seorang Presiden harus cerdas dan berilmu. Dari Presiden yang cerdas dan berilmu akan lahir kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan rakyat. Bukan kebijakan yang merugikan dan menyengsarakan rakyat banyak.

Sebagai warga negara, Rakyat semua berharap kepada Presiden terpilih agar mampu memimpin dengan integritas, kebijaksanaan, adil dan tanggung jawab. Rakyat semua berharap agar pemimpin terpilih dapat mendengarkan suara rakyat, memperjuangkan keadilan sosial, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menjaga stabilitas dan kedaulatan negara. Kami berharap agar pemimpin terpilih mampu memperjuangkan kepentingan rakyat di tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional, mengedepankan diplomasi yang konstruktif, serta memperkuat kerjasama antarbangsa. Semoga pemimpin terpilih dapat mengemban amanah ini dengan penuh kesungguhan dan menjadikan negara ini lebih maju, adil, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.