Elekta Research Center Uniper Rilis Hasil Survei: 85,94 Persen Warga Pangkalpinang Siap Berpartisipasi di Pilkada Ulang


Pangkalpinang — Sebanyak 85,94 persen warga
Pangkalpinang menyatakan siap berpartisipasi dalam Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) ulang Kota Pangkalpinang yang dijadwalkan pada 27 Agustus 2025.
Temuan ini disampaikan oleh Elekta Research Center Universitas Pertiba (Uniper)
dalam rilis hasil survei terbarunya pada Rabu (6/8/2025) di Uniper Café,
lantai 2 Universitas Pertiba.
Direktur Elekta Research Center, Divo Dharma Silalahi, Ph.D,
menjelaskan bahwa survei dilakukan pada 4–5 Agustus 2025 terhadap 939 responden
yang tersebar di 42 kelurahan di Kota Pangkalpinang. Penentuan responden
menggunakan metode multistage random sampling, dengan distribusi sampel
berdasarkan wilayah geografis dan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) hingga
tingkat RT.
Survei ini melibatkan 50 mahasiswa aktif dari berbagai
fakultas di Universitas Pertiba, dan memiliki tingkat kepercayaan 95 persen
serta margin of error sebesar ±3,2 persen.
Elektabilitas Molen-Zeki dan Udin-Dessy Unggul
Dalam survei ini, pasangan Molen-Zeki dan Udin-Dessy
tercatat memiliki tingkat elektabilitas yang lebih tinggi dibandingkan pasangan
lainnya, yaitu Basit-Dede dan Eka-Radmida. Skor elektabilitas keduanya berada
di atas rata-rata (6,04 pada skala 1–10), dengan Molen-Zeki unggul tipis, yakni
sekitar 3,2 persen di atas Udin-Dessy.
Sebanyak 73,63 persen responden menyatakan telah mengetahui
pasangan calon dan nomor urutnya, sementara 26,37 persen lainnya belum
mengetahui. Terkait popularitas, hanya 66,13 persen pasangan calon yang telah
dikenali masyarakat, sedangkan 33,87 persen belum dikenal secara luas.
“Data ini menunjukkan bahwa pasangan calon masih perlu
memperkuat sosialisasi dan dokumentasi profil mereka ke masyarakat,” ujar Divo.
Minim Kampanye Terlihat di Lapangan
Hanya 23,75 persen responden menyatakan pernah melihat atau
mengetahui kegiatan kampanye dari salah satu pasangan calon. Sebaliknya, 44,41
persen belum pernah melihat kampanye, dan 31,84 persen menyatakan tidak tahu.
Divo menilai kondisi ini sebagai tantangan sekaligus peluang bagi para kandidat
untuk menyampaikan program secara lebih aktif dan positif.
Isu suku, agama, dan asal daerah calon juga disebut masih
berpengaruh bagi sebagian pemilih. Sekitar 48,99 persen responden menilai isu
tersebut memengaruhi pilihan mereka, sementara 51,01 persen lainnya menyatakan
tidak berpengaruh.
Dalam hal figur, mayoritas responden (76,14 persen) menilai
bahwa baik calon wali kota maupun wakilnya sama pentingnya. Sementara itu,
17,89 persen menilai figur wali kota lebih dominan, dan 5,97 persen
mengutamakan figur wakil wali kota.
Soal dukungan partai politik, 50,69 persen responden
menyatakan bahwa dukungan partai tidak memengaruhi pilihan mereka. Namun, 49,31
persen lainnya menganggap bahwa dukungan partai memiliki pengaruh.
Begitu pula dalam konteks tokoh masyarakat, agama, atau
politik. Sebanyak 53,04 persen responden mengaku tidak terpengaruh oleh
dukungan tokoh tertentu, sedangkan 46,96 persen menyatakan bisa terpengaruh.
Mayoritas Nilai Positif Kinerja Pemerintah Sebelumnya
Survei juga mencatat bahwa 71,99 persen responden merasa
mendapat dampak positif dari kinerja pemerintahan sebelumnya, terutama dalam
sektor investasi, perdagangan, hiburan, UMKM, transportasi, rumah ibadah,
hingga lapangan kerja. Bahkan, 79,34 persen menilai kinerja Wali Kota
sebelumnya, Maulan Aklil (Molen), sudah cukup baik.
Meski demikian, masyarakat masih mengidentifikasi sejumlah
isu krusial yang perlu menjadi perhatian pasangan calon. Sepuluh isu utama yang
disebutkan meliputi: lapangan kerja, harga kebutuhan pokok, pengelolaan sampah,
pendidikan, bantuan sosial, infrastruktur jalan, korupsi/KKN, pengembangan
wirausaha, keamanan dan ketertiban, serta pungutan parkir.
Dua Lembaga Resmi Survei Pilkada Ulang
Divo juga menyoroti maraknya hasil survei fiktif yang
beredar di masyarakat. Ia menegaskan bahwa banyak lembaga yang tidak
menyampaikan metodologi secara transparan, sehingga hasilnya sulit
dipertanggungjawabkan secara akademis maupun publik.
“Berdasarkan Keputusan KPU Kota Pangkalpinang Nomor 111
Tahun 2025, hanya dua lembaga yang terdaftar resmi untuk melakukan survei dan
hitung cepat pada Pilkada Ulang nanti, yakni Elekta Research Center UNIPER dan
Poltracking Indonesia,” ujarnya.
Ia menambahkan, Elekta Research Center UNIPER merupakan
satu-satunya lembaga survei independen berbasis kampus di Pangkalpinang yang
didirikan oleh akademisi dan profesional dari berbagai disiplin ilmu, khususnya
statistika.
“Akurasi hasil kami telah terbukti dalam Pilpres dan Pilkada
sebelumnya. Kami berharap hasil survei ini dapat menjadi referensi bagi KPU,
Bawaslu, dan para kandidat untuk mewujudkan pilkada yang demokratis, jujur, dan
adil,” pungkasnya.